BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 26 Juni 2011

FROM CLAXI PHOUR WITH LOVE :)

Sebuah catatan kecil sebagai pemutar waktu untuk kembali mengingatkan kita dari awal...
Persembahan sederhana dari salah satu anggota sebuah keluarga hangat dalam dunia Putih Abu – Abu. Aku, Kamu, Dia, Kita, Mereka, Siapa ? Claxi Phour. :)


Kami mulai hari dengan semangat pagi. Kami langkahkan kaki dengan harapan pasti yang kami taruh di ujung langit hingga kami pun tak bisa mencapainya, itulah cita – cita kami.

Hari ini kami akan memulai dunia baru. Sebuah dunia dimana kulit lama berangsur berganti. Dimana masa depan mulai diperhitungkan. Dimana semua sikap dan perilaku kami akan dipertanggungjawabkan secara bijak. Karena dalam dunia ini, kami sudah disebut remaja. Dunia ini kami mulai dengan mengenakan seragam khas putih abu-abu, sebagai simbol pembeda kami dengan jenjang pendidikan di bawah, maupun di atas kami. Dunia ini berlanjut dengan segala kewajiban yang harus kami jalani sebagai satu individu yang berkembang, dan juga makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesamanya. Di sini kami mulai mengenal persahabatan yang tulus, persaingan yang tak ada hentinya menguras keringat untuk ditaklukan. Di sini kami mulai mengenal cinta monyet yang nyatanya, bagi kami, itu adalah bumbu pelengkap dunia baru ini. Kami juga mengenal rasanya menjadi pribadi bebas penuh pilihan. Kami tidak lagi didikte oleh orang tua. Kami adalah kami. Dengan ego menjulang, kami membuat pilihan kami sendiri. Namun kami tetap saja remaja yang masih belajar membuat keputusan. Tak jarang kami membuat keputusan yang salah yang akhirnya menenggelamkan diri kami dalam kesengsaraan, namun tak sedikit juga yang berhasil menundukkan dunia ini, lalu mengambil keputusan yang tepat. Di dalam dunia baru ini kami harus mencari jati diri kami. Akan jadi apa kami kelak. Sampah masyarakat, atau berlian di tengah dunia yang keras dan menuntut kesempurnaan. Dalam dunia ini, hitam dan putih masih tampak kelabu, ditambah dengan tepukan dada kami yang menganggap kalau dunia ini seperti yang kami bayangkan. Kami sering terperosok. Tapi seorang manusia dewasa yang kami sebut guru, selalu siap menjadi orang pertama yang menarik kami dari jurang hidup yang membuat kami harus mengehentikan mimpi kami. Ia tidak hanya mengajarkan pelajaran yang sudah ia utarakan jutaan kali setiap tahunnya, namun juga mengajarkan kami bahwa hitam adalah hitam, putih adalah putih. Dan kami? Kami berada di antaranya, kami lah sang penentu masa depan dunia yang diharapkan bisa berdiri di barisan paling depan untuk memajukan negara ini dengan jati diri berlian kami. Ia juga mengatakan bahwa tak jarang mata kami tak dapat membedakan hitam dan putih. Namun ia tetap sabar mengarahkan dan mengingatkan kami untuk tetap berada di jalur yang benar dengan caranya yang bisa menjadikan dirinya sebagai guru, teman, dan yang terpenting adalah orang tua bagi kami. Anak – anak didiknya.

Dunia yang kami bicarakan adalah SMA. Ya, kami adalah penghuni baru dunia SMA. Hari pertama kami diisi dengan pengelompokan kami menjadi beberapa rombongan belajar atau disingkat rombel. Kami diberikan sambutan yang cukup membuat kami memasang telinga kami untuk mendengarkan. Kami dikumpulkan di tengah lapangan yang cukup luas untuk mendengarkan ke rombel manakah kami akan bergabung dan berbagi kisah selama satu tahun ke depan, dalam menjalani masa putih abu – abu kami. Satu persatu rombel sudah lengkap terisi dengan siswa – siswi dan wali kelas mereka. Tiba giliran kami, kami ditempatkan di rombel 4, dengan wali kelas Ibu Natalliriasi. Kami berandai – andai bagaimanakah keadaan “rumah baru” kami. Kami pun di arahkan untuk menuju lantai dua gedung SMA kami. Setelah sampai di “rumah baru” kami. Kami langsung mengambil tempat duduk yang tertata lumayan rapi. Sebagian dari kami mengambil tempat duduk agak belakang, samping kiri, dan ada juga yang memenuhi barisan depan. Inilah rumah baru kami. Dulunya merupakan sebuah ruang multimedia sehingga terlihat banyak stop kontak yang dibalut rapi dengan pipa penutup kabel berderet di dinding ruangan. Tak ada satupun jendela dibuat di kelas ini. Hanya deretan ventilasi kecil yang juga hanya ada di satu sisi kelas. Ruangannya cukup besar dan terdapat dua pendingin ruangan yang belakangan kami ketahui bahwa hanya satu dari kedua pendingin tersebut yang bekerja. Suasana seperti ini membuat kelas kami bersuhu lebih tinggi dibanding kelas – kelas lainnya. Kami saling berpandangan. Inilah keluarga baru kami. Sebagian dari kami sudah saling mengenal karena berasal dari sekolah yang sama dulunya. Sebagian lagi, membuat kami harus sering mengulurkan tangan dan paling tidak menanyakan nama saudara - saudara baru kami. Tapi tidak masalah, karena kami adalah keluarga. Kami senang mengenal keluarga baru kami. Tak lama berselang, masuk seorang wanita berperawakan mungil yang kami pikir masih sangat muda, ia terlihat cantik dengan balutan blouse pink dengan detail bunga – bunga dan rok span selutut coklatnya. Ia terlihat ramah dan penyayang. Kami menerka – nerka bahwa beliau adalah “ibu” kami di rumah baru ini. Dan benar saja, Ia adalah wali kelas kami. Suaranya lantang sekali, tak usah berteriak pun kami sudah bisa mendengarkannnya dengan baik. Beliau mengucapkan selamat datang kepada kami sebagai anak – anaknya tahun ini. Ia juga banyak bercerita tentang pengalaman siswa-siswi seperti kami di tahun – tahun sebelumnya. Ia menaruh harapan besar di pundak kami agar kami bisa memperbaiki generasi sebelumnya bahkan menjadi jauh lebih baik. Senyumnya mengingatkan kami pada ketulusan seorang ibu pada anaknya. Kami sayang beliau. Tak terurai denga kata – kata. Hari – hari penuh kejutan pun dimulai. Mulai dari pelajaran yang membuat kami sempat ternganga, karena tidak pernah samasekali dipelajari sebelumnya sehingga kami harus ekstra berusaha memahami dengan baik semua ilmu yang dibagikan dengan ikhlasnya oleh guru – guru mata pelajaran masing – masing, lalu tugas yang boleh dibilang membuat kami selalu memutar otak, tenaga, dan yang lainnya agar menghasilkan nilai  yang baik pula nantinya, belum lagi sederetan jadwal ulangan yang kadang – kadang mengundang rasa tak ingin sekolah. Hahaha. Tapi kami juga dihadapkan dengan keadaan yang menyenangkan yang tak jarang kami jumpai. Mendapat teman baru, sahabat,musuh, mulai mengelompok sesuai dengan kecocokan pribadi masing – masing dengan satu sama lain. Terlepas dari semua itu, kami adalah keluarga. Kami tetap seperti saudara. Tak ada pembeda, hanya kenyamanan berbeda saja.



Menelisik semua kakak tingkat terdahulu yang mempunyai nama kelas masing – masing sehingga berbeda dari yang lainnnya, kami tergerak untuk memberi nama untuk keluarga kami. Banyak sekali usulan kreatif yang terlontar dari mulut kami, hingga akhirnya sebuah nama sederhana penuh arti pun tercetus. ClaXi – Phour. Filsafatnya sederhana. Cla adalah sebutan untuk sebuah kelompok atau keluarga, lalu X yang ditulis dengan huruf besar adalah identitas kami sebagai siswa kelas X ( 1 SMA ). lalu Phour adalah nama untuk rombel kami, rombel 4. jadilah ClaXi – Phour yang artinya adalah keluarga kelas sepuluh empat. Dengan ketua kelas Muhammad Ikhsan Ekawira Ohoiulun, seorang anak lelaki tambun berambut keriting yang ramah namun terkadang susah ditebak, tak jarang menjengkelkan, namun tetap saja dia adalah saudara kami. Lalu ada wakil ketua kelas Nugraha Iwan Setiawan, lebih tinggi dan tambun dari Ikhsan, berkepribadian cukup menyenangkan dan senang membantu. Lalu ada sekretaris Amalia Nindya Ayuputri, saya sendiri, tidak banyak yang bisa saya nilai dari diri saya sendiri. Lalu ada sekretaris 2, Merry Dewi Puteri, seorang gadis berambut panjang yang cukup pendiam namun murah senyum. Lalu ada bendahara Fisty Fautika Ramadhani, seorang gadis cerewet nan periang. Dan bagian bagian lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. KITA ADALAH SATU.:)

Tak terasa satu tahun berlalu. Rasanya baru kemarin berjabat tangan mengenal satu sama lain. Sekarang sudah harus berpisah lagi, karena kemungkinan besar banyak dari kami yang tidak akan sekelas lagi di kelas XI nanti karena penjurusan dan pembagian kelas yang dirombak demi kepentingan kami juga. Pada akhirnya setiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan yang mengiringinya. Yang jelas, selalu ada kenangan yang tak terlupakan di dalamnya. Karena pada dasarnya, suatu saat, kita hanya akan menjadi kenangan bagi orang lain, jadi pastikanlah kita adalah salah satu kenangan indah untuk mereka.
Teman, Ibu kita berpesan :
 “ClaXi Phour...Waktu berlalu begitu cepat, bila berjalan saja tidak cukup,,, maka berlarilah mencapai cita-cita. Tuhan berkatilah setiap langkah anak2 ku yg Istimewa ini ;) ”
Siapapun yang membaca ini terutama kita teman, kita pasti terharu, tertegun atas sebuah sentilan penyemangat dari seorang ibu yang tulus mencintai anak – anaknya, walaupun tak terlahir dari rahimnya. Kita, dan beliau tahu benar bagaimana rasanya berpisah dengan orang – orang yang di sayangi dan sudah menjadi keluarga.
Kalau kami adalah berlian itu. Maka Ibu kita adalah hal yang lebih mulia dari berlian itu sendiri. J

Note :
v     Untuk ClaXi – Phour, setialah di dalam hati masing – masing dari kita, bahwa ClaXi – Phour sudah punya tempat di sana. Berjanji untuk selalu mengingatnya. J
Hari ini akan menjadi masa lalu yg tak akan mungkin kita ubah. Lakukan yg terbaik hari ini agar tak ada penyesalan di masa depan. Upayakan apapun dengan usaha terbaik. Setelah itu berserah pada Tuhan. Dan yakinlah bahwa Tuhan akan memberi apa yang kita butuhkan.

v     Untuk ibu kami tercinta , Mom Natalliriasi, terimakasih dan maaf yang teramat dalam dari anak – anakmu Mom, terimakasih untuk pelajaran hidup yang sudah Mom bagi dengan senang hati pada kami yang masih buta dengan hidup ini, dan segala hal yang mungkin tak kami sadari, tapi kami percaya, Mom lakukan semua itu untuk kebaikan kami. Maaf untuk semua kenakalan remaja yang terkadang melewati batas kesabaran Mom, untuk segala hal yang seringkali melukai hatimu, kami sama sekali tidak bermaksud melakukan semua itu. Doakan kami Mom, tanpa Mom, kami bukan apa – apa. Thank you very much our dearest Mom, J We love you more than we can imagine. You’ll always be in our heart.

Teman, kalau kalian merasa sendiri suatu saat nanti, ingat ClaXi – Phour. Semoga membantu. J
FROM CLAXI PHOUR WITH A HUGE LOVE !!!

Regards,


All members of ClaXi – Phour.
Palangka Raya, 22 Juni 2011

0 komentar: